Wednesday 11 April 2018

makalah hadis-hadis siyasah tentang sikap tegas terhadap saksi palsu


BAB I
PEMBAHASAN
A.   Hadis Dan Artinya
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَبَائِرَ أَوْ سُئِلَ عَنْ الْكَبَائِرِ فَقَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قَالَ قَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ شَهَادَةُ الزُّورِ قَالَ شُعْبَةُ وَأَكْثَرُ ظَنِّي أَنَّهُ قَالَ شَهَادَةُ الزُّورِ
Artinya:
Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abu Bakr] dia berkata; saya mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang dosa besar atau beliau ditanya tentang dosa besar, lalu beliau menjawab: "Menyekutukan Allah, membunuh jiwa dan durhaka kepada kedua orang tua." Lalu beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian yang termasuk dari dosa besar?" beliau bersabda: "Perkataan dusta atau beliau bersabda: "Kesaksian palsu." Syu'bah mengatakan; "Dan saya menyangka bahwa beliau mengatakan; "Kesaksian palsu."
B.     Pengertian Saksi Palsu
Imam An-Nawawi di dalam kitabnya Riyadhus Shalihin mencantumkan “Bab Larangan Memberikan Kesaksian Palsu.” Penulis menjelaskan bahwa kesaksian palsu adalah seseorang yang memberikan kesaksian suatu peristiwa yang ia ketahui, tetapi bertentangan dengan kenyataannya. Seseorang memberikan kesaksian sebuah kejadian dan ia tidak mengetahui kesaksiannya sesuai dengan fakta yang sebenarnya atau justru bertentangan dengan fakta yang sebenarnya. Seseorang mengetahui bahwa kejadian sebenarnya adalah seperti ini, tetapi ia memberikan kesaksian yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Ketiga macam bentuk persaksian ini hukumnya haram dan seseorang tidak boleh memberikan kesaksian kecuali sesuai dengan fakta yang ia ketahui dan dengan cara yang benar.
Pengulangan peringatan bahaya saksi palsu oleh Rosulullah SAW mengisyaratkan betapa berbahayanya kesaksian palsu, ia bisa menjadi perantara tercabutnya hak-hak orang benar yang lemah. Jika kita menghindari perbuatan tersebut berarti kita mencoba menerapkan salah satu sifat-sifat orang mukmin yang dikasihi dan disayangi Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Furqan ayat 63 - 74. Adapun ayat yang menekankan penghindaran dari perbuatan tersebut adl seperti “Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah maka mereka lalui dengan menjaga kehormatan dirinya.”
Jika kita menjauhi perbuatan tersebut berarti kita telah memenangkan sebuah pertempuran yang dahsyat dengan setan/iblis dan kita keluar dari sebuah pusaran penyakit yang telah tumbuh kuat dalam tubuh kita. Sikap seperti ini biasanya gampang tumbuh lantaran ada satu target yg diinginkan oleh setan/iblis yaitu terpecah belahnya hubungan umat Islam dengan sesamanya.
Berapa banyak orang yang kehilangan hak-haknya karena kesaksian palsu, berapa banyak pula penganiayaan menimpa orang-orang yang tak berdosa disebabkan kesaksian palsu atau seseorang mendapatkan sesuatu yang bukan haknya atau dinisbatkan kepada nasab yang bukan nasabnya. Semua itu disebabkan oleh kesaksian palsu.
Termasuk menganggap enteng masalah ini adalah apa yang dilakukan oleh sebagian orang di pengadilan dengan mengatakan kepada seseorang yang ia temui "Jadilah saksi untukku, nanti aku akan menjadi saksi untukmu." Maka laki-laki itupun memberikan kesaksian atas perkara yang tidak diketahuinya. Misalnya, memberi kesaksian tentang pemilikan tanah, rumah atau keterangan bersih diri. Padahal dia tidak pernah bertemu orang tersebut kecuali di pintu pengadilan atau di koridor/ruang lobi. Ini adalah satu kedustaan. Seharusnya, semua bentuk kesaksian itu adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, "Dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui"
Abu Hanifah herpcndapat, ”orang yang bersumpah palsu, baginya disiksa dengan cara dipertontonkan di muka umum, didatangkan di pasar-pasar dan masjid-masjid, lantas orang-orang diberi peringatan agar menjauhkan diri dari padanya, lalu diumumkan ini adalah seorang saksi dusta, hati-hatilah kepadanya".
Sedangkan menurut Abu Yusuf dan Muhammad ra. berpendapat, bahwa orang itu, selain dipertontonkan di pasar-pasar dan masjid-masjid, juga dipukuli dengan cambuk. Beliau berdua berhujhaj (beralasan) dengan hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khatab, di mana dia memukul seorang saksi palsu (dusta) dan mencoreng mukanya. Beliau berkata : "Sesungguhnya perkataan dusta (palsu) adalah dosa besar yang paling besar".
Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi SAW. sangat memberi perhatian besar pada persoalan ini. Hal itu ditunjukan dengan sikap beliau yang sebelumnya duduk bersandar ketika mengucapkan dosa besar syirik dan durhaka kepada kedua orang tua, dan beliau duduk tegak ketika mengucapkan tentang perkataan dusta atau saksi palsu. Alasan perkara ini mendapat perhatian khusus adalah karena perkataan dusta atau kesaksian palsu sangat mudah terjadi pada manusia, serta sering diremehkan oleh kebanyakan orang. Adapun syirik dijauhi oleh hati seorang muslim, sedangkan durhaka kepada kedua orang tua tidak selaras dengan tabiat. Sementara kepalsuan itu ditunjang oleh berbagai faktor, seperti permusuhan, dengki dan lain-lain.
Di antara ulama' berbeda pendapat tentang keimanan daripada saksi palsu.
Sebagian berpendapat bahwa dia tidak mempunyai iman. Sedangkan yang benar, seorang yang mempunyai iman meskipun hanya seberat dzarrah (atom yang terkecil), ia tidak mau berbuat seperti itu.
C.    Penjelasan hadis
Berdasarkan hadis diatas maka sesungguhnya Nabi SAW telah menegaskan diantara dosa-dosa besar adapula dosa yang terbesar yakni mendurhakai Allah, dalam hal ini biasa kita kenal dengan istilah Syirik, kemudian durhaka kepada kedua orang tua dan melakukan sumpah palsu.
Mengenai perkara sumpah yang masih terkait erat dengan masalah hadis pertama (dakwaan dan pembuktian), maka sesungguhnya rasullulah SAW sangat mengancam orang yang melakukan sumpah palsu. Apalagi bila sumpah yang dilakukan itu menyangkut soal pelaksanaan peradilan. Adapun dalil mengenai sumpah dalam Al-Quran antara lain terdapat dalam QS. Al maidah ayat 48.
Materi hadis diatas secara garis besar mengandung beberapa hikmah antara lain
a)      Bahwa dosa terbesar yang dilakukan manusia kepada Rabb-Nya yang tiada bandingannya yang pertama adalah dosa syirik. Yaitu mempersekutukan Allah dengan yang lain. Telah jelas dalam Al-Quran maupun hadis Nabi SAW bahwa Dosa syirik itu tiada bandingannya. Para ulama ada yang membagi syirik kedalam berbagai macam segi, seperti dari segi besar kecilnya dan dari segi jelas terlihat maupun syirik yang tersembunnyi.
Pembahasan mengenai dosa syirik untuk lebih jelasnya kiranya dapat dilihat dalam berbagai buku fiqh maupun sumber ilmu lainnya.
b)      Dosa terbesar kedua berdasarkan hadis tersebut diaatas yakni dosa terhadap kedua orang tua. Mengapa dosa terhadap orang tua ini ditempatkan oleh Rasullah sebagai dosa terbesar kedua setelah syirik?
Rasullulah mengatakan bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu kita, mengapa demikian karena sesungguhnya Ridho Allah adalah Ridho orang tua kita. Dalam salah satu ayat dalam Al-Quran ditagaskan’ janganlah berkata uhh(ahh) kepada orang tua..” hanya berkata Ahh saja kita sangat dilarang apalagi sampai mendurhakai orang tua kita, maka tinggal tunggulah azab Allah yang akan dating menimpa.
c)      Dosa terbesar ketiga setelah syirik dan durhaka adalah melakukan sumpah palsu. Dalam hadis tersebut bahwwa Rasulullah Saw membahas sumpah palsu dengan panjang lebar sehingga para sahabat beranggapan bahwa Nabi tidak ingin mengakhirinya. Berdasar pada hal itu Rasullulah sangat mengancam, bagi orang yang melakukan ssumpah maupun kesaksian palsu mengingat akibat yang akan ditimbulkan dari sumpah tersebut akan membawa kemasslahatan yang buruk. Apalagi hal ini dilakukan didalam prosesperadilan.

1 comment:

  1. Is the slot machine scam? - Dr.MCD
    If you are 포천 출장마사지 trying to play blackjack or something like that, you need 양주 출장안마 to check the 정읍 출장샵 machine in a 울산광역 출장샵 specific location. How 광주광역 출장샵 much money can you get

    ReplyDelete