Thursday 12 April 2018

Makalah Bahasa Arab tentang pembagian isim dari bentuk dan kalimatnya


KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan segala karunianya yang tidak terhingga, khususnya ni’mat Iman dan Islam, yang dengan keduanya diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah atas Baginda Nabi Muhammad SAW, dan atas keluarga dan sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka itu hingga akhir zaman.
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT makalah ini telah dapat kami selesaikan, dengan tema yang telah ditentukan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Bahasa Arab, atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu
Terima kasih pula kami ucapkan kepada rekan-rekan khususnya dari kelompok 9, atas segala bantuannya.
Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan penuh dengan kekurangan, mudah-mudahan bisa lebih disempurnakan lagi di masa-masa mendatang.
















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, sumber utama kehidupan kita; Bahasa Nabi Muhammad, sumber teladan kita; serta Bahasa Islam, agama kita. Bahasa Arab merupakan pintu segala ilmu keislaman, tidak akan bisa seseorang menyelam ke dalam samudera ilmu keislaman tanpa melewati pintunya, yaitu ilmu tata Bahasa Arab. Oleh karena itu, hampir tidak mungkin, bisa sempurna keagamaan kita tanpa memahami Bahasa Arab. Bahasa yang kita pakai ketika beribadah kepadaNya, ketika bermunajat dihadapanNya, ketika khusyu’ ruku’ sujud keharibaanNya.
Sangat disayangkan sekali, ketika seorang muslim tidak memahami bahasa yang sangat penting di dalam kehidupannya, karena bagaimana pun bahasa arab adalah bahasa yang pasti ia pergunakan mulai ia lahir sampai akhir umurnya.
Diantara cabang Bahasa Arab yang utama adalah ilmu Nahwu dan Sharaf, tanpa memahami kedua ilmu ini, mustahil sesorang dapat menguasai Bahasa Arab, karena diibaratkan bahwasanya kedua ilmu ini laksana ibu dan bapak, yang tanpanya tidak akan lahir pemahaman bahasa Arab.
Di dalam pembahasan ilmu Sharaf ada yang dinamakan Isim Jamid dan Isim Musytaq, kedua jenis isim inilah yang akan kami bahas di dalam makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian Isim Jamid dan pembagian-pembagiannya?
2.      Jelaskan pengertian Isim Musytaq dan pembagian-pembagiannya?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mengetahui pengertian Isim Jamid dan pembagian-pembagiannya
2.      Mengetahui pengertian Isim Musytaq dan pembagian-pembagiannya





BAB II
PEMBAHASAN

الاسم بالنظر الى تركيبه
( Pembagian Isim dilihat dari segi bentuk kalimatnya )
A.    Isim Jamid ( اسم الجامد )
1.      Pengertian Isim Jamid
      Isim Jamid yaitu kalimat Isim, yang bentuk kalimatnya tidak diambil dari kalimat yang lain. Contoh :
رجل  (seorang laki-laki) kalimat tersebut bentuknya tidak diambil dari kalimat lain, maka ia termasuk Isim Jamid.
 علم (ilmu, pengetahuan) kalimat tersebut bentuknya tidak diambil dari kalimat lain, maka ia termasuk Isim Jamid.
     Berbeda dengan محمّد (orang yang terpuji) maka kalimat ini bukan Isim Jamid, karena bentuk kalimatnya diambil dari حمَّد )menurut ulama kufah) atau dari تحميد (menurut ulama basrah), juga الغفار (yang maha pengampun) bukan termasuk Isim Jamid karena kalimat ini adalah bentuk mubalaghah yang diambil dari غفر atau مغفرة\.غفران
2.      Pembagian Isim Jamid
      Isim Jamid terbagi kepada dua : اسم الذات (isim zat) dan اسم المعنى (isim ma’na)
a.      Isim Jamid Zat (اسم الذات  )  atau Isim Jenis ( اسم الجنس )
            Isim Jamid Zat yaitu isim yang tidak diambil dari bentuk lafaznya itu akan kalimat fi’il (kata kerja) dengan ma’nanya.
Contoh:
رجل (seorang laki-laki), غصن (sebuah pohon),نهر  (sungai), maka ketiga kalimat ini adalah isim Jamid Zat karena tidak bisa dijadikan kalimat fi’il (kata kerja).
            Berbeda dengan حمدًا  (pujian) maka ia bukan Isim Jamid Zat karena bisa dijadikan kalimat fi’il misalnya : حمدتُ (aku memuji) يحمد  (ia sedang memuji)احمدْ  (puji olehmu!).

b.      Isim Jamid Ma’na ( اسم المعنى ) atau Masdar ( المصدر )
Isim Jamid Ma’na (Masdar) yaitu kalimat yang menunjukkan atas suatu ma’na yang tidak berkaitan dengan waktu, dan bisa dijadikan kalimat fi’il (kata kerja).
Contoh:
جلوس (duduk) adalah Isim Jamid Ma’na karena bisa dijadikan kalimat fi’il yaitu جلستُ (telah duduk aku), نجلس (sedang duduk aku), اجلس (duduklah!)
اتحاد (persatuan) adalah Isim Jamid Ma’na karena bisa dijadikan kalimat fi’il yaitu اتحدنا  (kami telah bersatu), نتحد (kami akan bersatu), اتحدوا (bersatulah kalian!)
Isim Jamid Ma’na diambil dari bentuk masdar dari seluruh wazan atau timbangan, baik tsulatsi (huruf asalnya 3) atau ruba’i (huruf asalnya 4), baik qiyasi (sesuai kaedah) atau sama’i (dari lisan orang arab), juga dari semua jenis masdar, seperti : masdar mimi (diawali mim), masdar sina’i (diakhiri ya nisbah), masdar marroh (menunjukkan kuantitas perbuatan), dan lain-lainnya.

B.     Isim Musytaq ( اسم المشتق )
1.      Pengertian Isim Musytaq
Isim Musytaq yaitu kalimat isim yang bentuk kalimatnya diambil dari kalimat  lain, dan menunjukkan atas sesuatu yang disifati dengan sifat tertentu. Contoh:
كاتب (yang menulis) maka kalimat ini adalah isim musytaq karena ia diambil dari kalimat كتابة  , dan disifati dengan “menulis”.
الرحمن (yang maha pengasih) maka kalimat ini adalah isim musytaq karena ia diambil dari kalimat رحمة , dan disifati dengan “pengasih”.
مريض (yang sakit) maka kalimat ini adalah isim musytaq karena ia diambil dari kalimat مرضا , dan disifati dengan sifat “sakit”.
2.      Pembagian Isim Musytaq
Isim Musytaq itu terbagi kepada tujuh, yaitu : isim fa’il dan sighat mubalaghah ( اسم الفاعل والمبالغة ), isim maf’ul ( اسم المفعول ), sifat musyabbahah صفةالمشبهة ) ), isim tafdhil ( اسم التفضيل ), isim zaman ( اسم الزمان ), isim makan ( اسم المكان ), dan isim alat ( اسم الآلة ).
a.       Isim Fa’il dan Sighat Mubalaghah ( اسم الفاعل والمبالغة )
Isim fa’il yaitu isim musytaq untuk menunjukkan atas orang yang terbit dari padanya suatu perbuatan.
Contoh:
1)      نام الرجل ، فهو نائم (Telah tidur seorang laki-laki, maka ia adalah orang yang tidur) kalimat نائم bentuknya adalah isim fa’il.
2)      كتب محمد ، فهو كاتب (telah menulis Muhammad, maka ia adalah orang yang menulis) kalimat كاتب bentuknya adalah isim fa’il.
Shighat mubalaghah ialah isim yang bermakna isim fa’il tetapi memiliki bentuk tertentu dengan maksud mubalaghah (bersangatan), artinya ma’nanya lebih dari isim fa’il biasa. Seperti عالم (orang yang mengetahui) kalau diubah bentuknya menjadi mubalaghah عليم (maha mengetahui).
b.      Isim Maf’ul
Isim maf’ul yaitu isim yang diambil dari fi’il majhul untuk menunjukkan kepada sesuatu yang menimpa kepadanya perbuatan.
Contoh:
سُمع الأذان، فالأذان مسموع {{Azan terdengar
Maka kalimat "مسموع" diambil dari kalimat fi’il madhi majhul"سمع".

c.       Sifat Musyabbahah Dengan Isim Fa’il
            Sifat musyabbahah dengan isim fa’il suatu isim musytak yanghanya terbentuk dari fi’il tsulasi lazim. Ia adalah suatu sifat yag menunjukkan kepada orang yang meresap kokoh di dirinya perbuatan.
Contoh:
هذا الصائم عطشان { {Ini orang yang berpuasa selalu haus
Maka kalimat "عطشان" menunjukkan sifat yang tetap pada"الصائم"


d.      Isim Tafdhil
Isim tafdhil sebagian dari isim mustaq berwazan afala yang menunjukkan dua sesuatu yang berserikat pada suatu sifat, namun salah satunya lebih dominan pada itu sifat.
Contoh:
الشمس أكبر من الأرض
e.       Isim Zaman Dan Makan.
Isim zaman sebagian dari isim mustaq yang berfungsi menunjukkan waktu terjadinya perbuatan.
 Contoh:
مَوعِد الامتحان أول يونيو ..
Isim makan termasuk dari isim mustaq yang berfungsi yang menunjukkan tempat kejadian perbuatan.
Contoh:
مَلعَب الكرة فسيح .
f.       Isim Alat
Isim alat termasuk dari isim mustaq yang berfungsi untuk menunjukkan alat/perkakas yang dengannya terjadi perbuatan.
                       

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Isim dilihat dari segi bentuknya terbagi kepada dua, yaitu isim jamid dan isim musytaq. Isim jamid ialah isim yang terbentuk bukan berasal dari kalimat lain. Sedangkan isim musytaq ialah isim yang terbentuk dan berasal dari kalimat lain, bahkan menunjukkan sesuatu yang disifatkan dengan sifat.
            Isim jamid ada dua macam:
1)      Isim zat atau isim jenis
2)      Isim ma’na atau masdar

Isim musytaq ada tujuh macam:

1)      Isim fa’il dan sighat mubalaghah
2)      Isim maf’ul
3)      Sifat musybbahah dengan isim fa’il
4)      Isim tafdhil
5)      Isim zaman
6)      Isim makan
7)      Isim alat

B.     Saran
            Demikianlah makalah yang kami susun, tentunya masih banyak kesalahan karena minimnya pengetahuan kami. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Akhirnya, kurang dan lebih kami minta maaf. Semoga bermanfaat dan dapat menambah khasanah keilmuan bagi kita semua.

No comments:

Post a Comment